Rahim saya dikatakan dingin oleh sinshe sehingga saya diberi ramuan buatannya dan pantang memakan 'makanan dingin' misalnya sayur kubis, lobak, sawi putih.
Jawaban rohaniawan dan para balian itu rata-rata hampir sama, yaitu kami akan mempunyai anak, tetapi tidak diberitahu kapan waktunya.
Malah ada juga yang mengatakan akan mendapatkan dua anak laki laki dan perempuan.
Menurut mereka saya kena 'black magic' pada saat pernikahan.
Tetapi mendengar analisa mereka ini, suami tenang- tenang saja karena pada dasarnya dia orang yang logis sekali, sehingga sulit untuk percaya pada hal-hal seperti ini Sementara itu, kondisi fisik saya menurun terus.
Berat badan saya yang biasanya 48 merosot sampai 45 kilogram.
Saya tak doyan makan.
Saya pernah pingsan karena tekanan darah mencapai 50/40.
Lalu, kembali lagi saya disuburkan dengan obat-obatan
Saya menjadi gampang kena flu dan demaim Pekerjaan saya memang menuntut banyak energi.Saya sering bepergian untuk memberikan pelatihan di kantor-kantor cabang jadi saya memang sering pulang malam, bahkan berpisah dengan suami karena harus ke luar kota.
Saya beruntung mempunyai atasan yang sangat mengert kondisi saya.
Beliau lalu menyarankan saya untuk ambil cuti d luar tanggungan (tahun 1989) untuk berobat lebih intensif.
sa itulah ibu saya meninggal dunia hingga saya bisa pulang kam cukup lama.
Di saat inilah saya diantar ayah ketemu Pak mpung Ketut, meditasi kenalan ayah, salah satu orang 'pintar' yang mengobati saya.
Pak Ketut berkonsentrasi menyehatkan saya.
Caranya, ia memijat seperti mengelus telapak kaki saya hanya dengan tangan Kelihatannya sederhana saja, tetapi yang saya rasakan seperti digores silet saking sakitnya.
Menurut dia, itu roh jahat yang dikeluarkannya.
Lalu saya diberi minum air putih.
Betul ada efeknya, pada keesokan harinya saya jadi lahap makan, bahkan sehari hingga enam kali.
Pulang ke Jakarta suami saya heran, kok badan saya jadi subur begini Membahagiakan Orang Lain Makin hari badan saya terasa makin segar, sehingga gairah mengunjungi dokter muncul lagi.
Saya mendatangi RS Harapan Kita untuk mencari informasi.
Akhirnya saya memilih Dokter Karmini yang saat itu kebetulan sedang bertugas di poliklinik kebidanarn Kami kembali lagi mengikuti serangkaian pemeriksaan yang semua hasilnya bagus.
Lalu, kembali lagi saya disuburkan dengan obat-obatan
Lalu, kembali lagi saya disuburkan dengan obat-obatan.Dokter menyatakan keheranannya juga, karena sampai tiga bulan diterapi kok belum ada tanda- tanda kehamilan.
Saya kembali shock mendengar ini, apa yang sebenarnya terjadi dalam badan saya? Merasa menemui jalan buntu lagi seperti ini akhirnya saya dan Mas Tjok mencoba menggali makna hidup lewat jalur spiritual.
Kami membaca buku-buku spiritual.
Suami saya kelihatannya sangat menikmati pencarian ini, sedangkan saya Anak saya yang akan meneruskan nama saya di dunia 61 Pengobatan alternati walau agak tenang, keinginan segera punya anak itu menggoda "Kita lihat, sekarang banyak pasangan yang punya anak sehat tetapi tidak bahagia.
Sebaliknya kita ini belum punya anak, tetapi bisa menikmati hidup lebih dari kebahagiaan mereka.
Jadi mestinya ada atau tidak ada anak, tidak akan menghalangi kita untuk berbahagia," begitu kata-kata suami yang bagaikan embun di hati saya.
Saya sangat terharu atas kesabaran dan Dalam pencarian ini, kami sepakat untuk menikmati kebahagiaan dengan cara membahagiakan orang lain.
Comments
Post a Comment