Lewat terapi, perasaan pasien dijaga atau dikontrol agar stabil dan jujur supaya tidak kembali ketergantungan Perubahan gaya hidup pelan-pelan dijaga.
Fasilitas terapi berbeda- beda, namun biaya memang relatif mahal.
Setelah lulus terapi, peserta diberikan sertifikat dan setiap tahun, jika tetap 'bersih' ia akan diberikan penghargaan.
Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan terapi ini adalah mempunyai 'alat-alat' yang sangat efektif untuk mengubah sikap pecandu.
Hanya saja karena peru bahan sikap tergantung pada kedewasaan seseorang maka tetap dibutuhkan program after care sebagai tempat praktik dalam dunia nyata karena dunia yang dibentuk dalam terapi komunitas tidak nyata' (bukan kehidupan sehari-har), Oleh karena itu, tidak ada garansi penyembuhan.
Selain itu peran orang tua sangat besar untuk kesembuhan, karena orang tua juga perlu 'penyembuhan dan diminta terlibat dalam Family Support Group(kumpulan keluarga pecandu yang bertemu secara rutin sambil bertukar pikiran dalam rangka memperbaiki ulah anak-anak mereka).
Tjokorda Rai Antara, MIT & Ir.
Sri Agung Adnyaswari dia lahir setelalh 15 tahun kami tunggu "Anak adalah penerus kehidupan saya.
Anak saya yang akan melanjutkan nama saya di dunia.
Tugas-tugas sebagai bapak, mengatur kerukunan keluarga, pengempon (penanggung jawab pura keluarga) serta tanggung jawab di masyarakat akan jatuh ke tangan anak bila nanti saya meninggal dunia," ucap ayah yang berbahagia, Ir.
Tjokorda Rai Antara, MIT (44 tahun).
"Dalam lingkungan keluarga kami, anak adalah status.
Anak kami bukan hanya milik kami berdua, tapi dia adalah milik keluarga kami.
Mempunyai anak adalah salah satu tugas kami hidup di dunia.
Kami tak pernah ditanya para kerabat, sudah punya rumah di mana, mobil apa saja, tetapi selalu dengan pertanyaan: "anak sudah berapa, sekolah di mana".
Sehingga waktu itu, tanpa anak saya ini merasa bukan apa-apa," kata sang ibu, Ir.
Sri Agung Adnyaswari (42 tahun).
Jadi, ketika Cokorda Gde Agung Prameswara Satrya Dharma - bayi yang ditunggu-tunggu itu lahir 21 Juni 2000 lalu, 57 Pengobatan alternatif meledaklah kebahagiaan seantero kerabat Puri Sema Klungkung dan Puri Agung Kendran Gianyar, Bali.
Namun, jelas bukan kesabaran semata yang dimiliki pasangan ini dalam menunggu hadirnya Cok Agung.
Selama 14 tahun pasangan Tjok Rai-Agung Adnyaswari telah menempuh berbagai usaha untuk mendapatkan keturunan, berkonsultasi dengan pada ahli medis, balian (paranormal), mengikuti berbagai terapi kesuburan, program bayi tabung di Jakarta maupun di Austra- lia.
Selama setahun terakhir, mereka mengaku sudah pasrah, menerima semua kehendak-Nya dan bermeditasi Teror' dalam 5 Tahun Pertama Kami menikah pada bulan Oktober 1985.
Jelas perkawinan ini sangat membahagiakan karena selama tiga tahun pacaran kami berjauhan.
Saya di Bali, Mas Tjok Rai setelah kuliah di Bandung, bekerja di Jakarta.
Untuk itulah tahun pertama perkawinan kami buat sebagai tahun berdua, belum memikirkan anak.
Fasilitas terapi berbeda- beda, namun biaya memang relatif mahal.
Setelah lulus terapi, peserta diberikan sertifikat dan setiap tahun, jika tetap 'bersih' ia akan diberikan penghargaan.
Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan terapi ini adalah mempunyai 'alat-alat' yang sangat efektif untuk mengubah sikap pecandu.
Hanya saja karena peru bahan sikap tergantung pada kedewasaan seseorang maka tetap dibutuhkan program after care sebagai tempat praktik dalam dunia nyata karena dunia yang dibentuk dalam terapi komunitas tidak nyata' (bukan kehidupan sehari-har), Oleh karena itu, tidak ada garansi penyembuhan.
Selain itu peran orang tua sangat besar untuk kesembuhan, karena orang tua juga perlu 'penyembuhan dan diminta terlibat dalam Family Support Group(kumpulan keluarga pecandu yang bertemu secara rutin sambil bertukar pikiran dalam rangka memperbaiki ulah anak-anak mereka).
Mempunyai anak adalah salah satu tugas kami hidup di dunia
Bantuan dan dukungan dari keluarga sebagai recovering partnersangat penting untuk memotivasi serta menjadi teman bagi sang anak. Ir.Tjokorda Rai Antara, MIT & Ir.
Sri Agung Adnyaswari dia lahir setelalh 15 tahun kami tunggu "Anak adalah penerus kehidupan saya.
Anak saya yang akan melanjutkan nama saya di dunia.
Tugas-tugas sebagai bapak, mengatur kerukunan keluarga, pengempon (penanggung jawab pura keluarga) serta tanggung jawab di masyarakat akan jatuh ke tangan anak bila nanti saya meninggal dunia," ucap ayah yang berbahagia, Ir.
Tjokorda Rai Antara, MIT (44 tahun).
"Dalam lingkungan keluarga kami, anak adalah status.
Anak kami bukan hanya milik kami berdua, tapi dia adalah milik keluarga kami.
Mempunyai anak adalah salah satu tugas kami hidup di dunia.
Kami tak pernah ditanya para kerabat, sudah punya rumah di mana, mobil apa saja, tetapi selalu dengan pertanyaan: "anak sudah berapa, sekolah di mana".
Sehingga waktu itu, tanpa anak saya ini merasa bukan apa-apa," kata sang ibu, Ir.
Sri Agung Adnyaswari (42 tahun).
Jadi, ketika Cokorda Gde Agung Prameswara Satrya Dharma - bayi yang ditunggu-tunggu itu lahir 21 Juni 2000 lalu, 57 Pengobatan alternatif meledaklah kebahagiaan seantero kerabat Puri Sema Klungkung dan Puri Agung Kendran Gianyar, Bali.
Mempunyai anak adalah salah satu tugas kami hidup di dunia
"Bukan main, Tuhan menyuruh kami begitu lama b dan setelah lulus Dia akhirnya memberi bonus bayi naga em ini," kata sang ayah sambil bercanda.Namun, jelas bukan kesabaran semata yang dimiliki pasangan ini dalam menunggu hadirnya Cok Agung.
Selama 14 tahun pasangan Tjok Rai-Agung Adnyaswari telah menempuh berbagai usaha untuk mendapatkan keturunan, berkonsultasi dengan pada ahli medis, balian (paranormal), mengikuti berbagai terapi kesuburan, program bayi tabung di Jakarta maupun di Austra- lia.
Selama setahun terakhir, mereka mengaku sudah pasrah, menerima semua kehendak-Nya dan bermeditasi Teror' dalam 5 Tahun Pertama Kami menikah pada bulan Oktober 1985.
Jelas perkawinan ini sangat membahagiakan karena selama tiga tahun pacaran kami berjauhan.
Saya di Bali, Mas Tjok Rai setelah kuliah di Bandung, bekerja di Jakarta.
Untuk itulah tahun pertama perkawinan kami buat sebagai tahun berdua, belum memikirkan anak.
Comments
Post a Comment