Tahun 1990, kami mulai menawarkan untuk menjadi orang tua asuh pengertiannya Kami punya banyak anak (asuh, red) dengan latar belakan keluarga yang berbeda-beda, sehingga untuk mengurus, menyatukan mereka memerlukan 'seni' tersendiri.
bagi anak-anak yang membutuhkan bantuan.
Sampai dengan saat ini jumlahnya sudah mencapai delapan orang anak dan mereka berkumpul di rumah kami.
Irama hidup memang jadi lain.
Selain sibuk dengan urusan kantor, kini kami juga punya banyak anak dengan latar belakang keluarga berbeda-beda, sehingga untuk menyatukan mereka memerlukan 'seni' tersendiri.
Ikut Program Bayi Tabung Tahun 1994, saya lagi-lagi cuti di luar tanggungan untuk mengikuti suami yang mendapat tugas belajar ke Universitas Wollonggong.
New South Wales, Australia.
Ketika itulah kami memutuskan ikut program bayi tabung di sana.
Sebenarnya keinginan untuk mencoba program ini u menggelitik sejak lama, tetapi dalam pikiran kami, ini kan rekayasa ulah manusia dan teknologi, sehingga selama ini 62 meditasi masih ragu-ragu.
Ini tidak alamiah, tak sepenuhnya kehendak Sang Hyang Widi Wasa.
Kami menemukan alamat Klinik dr.
Klinik yang berlokasi di antara Sydney dan kota Wollonggong ini cukup terkenal dengan tingkat keberhasilan program bayi tabung hingga mencapai 35 % ( di Indonesia biasanya hanya 10 % ) .
Untuk mendapat waktu berobat di sana , biasanya pasien harus mengantri minimal tiga bulan.
Atas bantuan seorang kenalan, hanya dalam waktu satu bulan setelah mendaftar, kami sudah dipanggil Semua catatan medis yang kami bawa dari Indonesia kami serahkan.
Setelah diperiksa, dokter menyatakan, kami memang tak ada kelainan.
Mulailah saya mengikuti tahap demi tahap progamnya.
Pertama tentu penjelasan secara detail dari proses ini.
Lalu, selama seminggu, saya setiap hari datang ke klinik untuk pemeriksaan darah dan penentuan saat yang tepat pengambilan sel telur dari rahim.
Selanjutnya pada saat ovulasi (matangnya sel telur) diambil sel telur.
Di luar tubuh saya (dalam beberapa tabung) sel telur tersebut dipertemukan dengan sperma yang juga diambil dari tubuh suami.
Begitu pembuahan selesai dihasilkan, beberapa zygote (organisme hasil pertemuan sel telur dan sperma) kemudian ditanam kembali ke dalam rahim saya.
Namun sayang, proses yang makan waktu total tiga bulan dengan biaya 3,000 dollar Australia itu gagal.
Setelah dua bulan beristirahat, saya mengunjungi dokter yang lain lagi.
Kali ini pasangan dokter ahli kandungan yang terkenal di Wollonggong.
Saya memilih si istri, Dr.
Indira Duphila yang berasal dari India.
Tri) untuk melihat kemungkinan endometriosis.
Dengan surat pengantar Dr.
Indira, saya masulk klinik day-surgery (masuk rumah sakit pagi, keluar siang) untuk menjalani laparoskopi.
Hasilnya bersih, tak ada endometriosis dalam tubuh saya.
Akhirnya Dokter Indira menganjurkan saya dan suami untuk back to nature, mengusahakan cara hidup sealamiah mungkin.
Kami diminta selalu berpikir positif.
Tak perlu cemas, jangan 63 Pengobatan alternalif sampai stres, makan sealamiah mungkin, banyak makan dan buah serta dia tak memberi obat apa pun.
sayur Senangnya berobat di sana, semua jadwal kunjungan tepat , tak perlu Jadi, saya datang pada waktu yang sudah ditentukan antri, terkuras energi membunuh waktu di ruang tunggu dokte seperti yang saya lakukan di sini sehingga stres makin bertambah.
bagi anak-anak yang membutuhkan bantuan.
Sampai dengan saat ini jumlahnya sudah mencapai delapan orang anak dan mereka berkumpul di rumah kami.
Irama hidup memang jadi lain.
Selain sibuk dengan urusan kantor, kini kami juga punya banyak anak dengan latar belakang keluarga berbeda-beda, sehingga untuk menyatukan mereka memerlukan 'seni' tersendiri.
Ikut Program Bayi Tabung Tahun 1994, saya lagi-lagi cuti di luar tanggungan untuk mengikuti suami yang mendapat tugas belajar ke Universitas Wollonggong.
New South Wales, Australia.
Ketika itulah kami memutuskan ikut program bayi tabung di sana.
Sebenarnya keinginan untuk mencoba program ini u menggelitik sejak lama, tetapi dalam pikiran kami, ini kan rekayasa ulah manusia dan teknologi, sehingga selama ini 62 meditasi masih ragu-ragu.
Ini tidak alamiah, tak sepenuhnya kehendak Sang Hyang Widi Wasa.
Kami menemukan alamat Klinik dr.
Tri) untuk melihat kemungkinan endometriosis
Mc Court dari seorang kerabat di sana.Klinik yang berlokasi di antara Sydney dan kota Wollonggong ini cukup terkenal dengan tingkat keberhasilan program bayi tabung hingga mencapai 35 % ( di Indonesia biasanya hanya 10 % ) .
Untuk mendapat waktu berobat di sana , biasanya pasien harus mengantri minimal tiga bulan.
Atas bantuan seorang kenalan, hanya dalam waktu satu bulan setelah mendaftar, kami sudah dipanggil Semua catatan medis yang kami bawa dari Indonesia kami serahkan.
Setelah diperiksa, dokter menyatakan, kami memang tak ada kelainan.
Mulailah saya mengikuti tahap demi tahap progamnya.
Pertama tentu penjelasan secara detail dari proses ini.
Lalu, selama seminggu, saya setiap hari datang ke klinik untuk pemeriksaan darah dan penentuan saat yang tepat pengambilan sel telur dari rahim.
Selanjutnya pada saat ovulasi (matangnya sel telur) diambil sel telur.
Di luar tubuh saya (dalam beberapa tabung) sel telur tersebut dipertemukan dengan sperma yang juga diambil dari tubuh suami.
Begitu pembuahan selesai dihasilkan, beberapa zygote (organisme hasil pertemuan sel telur dan sperma) kemudian ditanam kembali ke dalam rahim saya.
Namun sayang, proses yang makan waktu total tiga bulan dengan biaya 3,000 dollar Australia itu gagal.
Setelah dua bulan beristirahat, saya mengunjungi dokter yang lain lagi.
Kali ini pasangan dokter ahli kandungan yang terkenal di Wollonggong.
Saya memilih si istri, Dr.
Indira Duphila yang berasal dari India.
Tri) untuk melihat kemungkinan endometriosis
Saya dianjurkan mengikuti operasi laparoskopi (seperti yang dulu dianjurkan Dr.Tri) untuk melihat kemungkinan endometriosis.
Dengan surat pengantar Dr.
Indira, saya masulk klinik day-surgery (masuk rumah sakit pagi, keluar siang) untuk menjalani laparoskopi.
Hasilnya bersih, tak ada endometriosis dalam tubuh saya.
Akhirnya Dokter Indira menganjurkan saya dan suami untuk back to nature, mengusahakan cara hidup sealamiah mungkin.
Kami diminta selalu berpikir positif.
Tak perlu cemas, jangan 63 Pengobatan alternalif sampai stres, makan sealamiah mungkin, banyak makan dan buah serta dia tak memberi obat apa pun.
sayur Senangnya berobat di sana, semua jadwal kunjungan tepat , tak perlu Jadi, saya datang pada waktu yang sudah ditentukan antri, terkuras energi membunuh waktu di ruang tunggu dokte seperti yang saya lakukan di sini sehingga stres makin bertambah.
Comments
Post a Comment